Contoh thermo fabric (foto: Science Daily)
WASHINGTON - Baterai ponsel mati di tengah
perjalanan, nampaknya tidak lagi akan jadi masalah. Sebuah teknologi
baru bernama Power Felt diklaim bisa mengubah panas tubuh menjadi arus
listrik, sehingga baterai bisa diisi ulang kapan saja.
Teknologi
tersebut dikembangkan oleh para peneliti di Center for Nanotechnology
and Molecular Materials di Wake Forest University, dan dipublikasikan
dalam jurnal Nano Letters.
Power Felt itu sendiri terbuat dari
carbon nanotube
(batang karbon berukuran sangat kecil) berukuran sangat kecil, dan
terkunci dalam serat plastik fleksibel yang dibuat menyerupai kain.
Teknologi itu menggunakan perbedaan antara suhu ruangan dan suhu tubuh
untuk menciptakan energi.
"Kita membuang banyak energi dalam
bentuk panas. Misalnya, menyerap ulang sisa energi yang dibuang mobil
bisa membantu menghemat bahan bakar dan menghasilkan tenaga untuk radio,
AC, maupun sistem navigasi," terang Covey Hewitt, peneliti sekaligus
lulusan dari Wake Forest University.
"Umumnya, thermoelektrik
adalah teknologi yang belum sepenuhnya dikembangkan untuk memanen
energi, tapi di samping itu, ada banyak peluang dalam teknologi ini,"
tambahnya.
Teknologi Power Felt bisa diterapkan pada banyak hal,
termasuk memasangnya pada kursi mobil untuk menambah daya baterai dan
kebutuhan listrik lainnya, mengisolasi pipa atau mengumpulkan panas dari
bawah atap rumah untuk meringankan biaya gas dan listrik, serta
memasangnya di pakaian atau perangkat olah raga untuk memonitor
performa. Demikian diwartakan
Science Daily, Sabtu (25/2/2012).
Namun mahalnya biaya untuk teknologi tersebut membuatnya masih sulit digunakan dalam produk konsumer.
Perangkat
termoelektrik standar menggunakan senyawa bismuth telluride, yang jauh
lebih efisien untuk mengubah panas menjadi listrik di berbagai produk,
termasuk lemari es dan pendingin CPU. Namun para peneliti mengatakan
biayanya bisa mencapai USD1.000 per kilogram.