Kebiasaan
mengandalkan mesin pencari Internet memengaruhi cara orang mengingat
informasi. Percobaan psikologi yang dilakukan peneliti menunjukkan
bahwa saat ditanyai pertanyaan sulit partisipan langsung berpikir
untuk mencari jawabannya di komputer.
Partisipan
yang turut serta dalam penelitian kesulitan menjawab berbagai
pertanyaan. Mereka lebih mudah mengingat tempat mereka bisa mencari
jawabannya. Tim ilmuwan, diketuai asisten profesor Psikologi Betsy
Sparrow dari Columbia University, mengungkap bahwa Internet bertindak
layaknya transactive memory yang kita andalkan untuk mengingat. "Internet menjadi sumber memori eksternal," Sparrow menjelaskan.
Konsep transactive memory dikemukakan oleh ilmuwan Daniel M. Wegner dari Harvard University dalam buku berjudul Cognitive Interdependence in Close Relationships.
Menurutnya orang-orang yang memiliki kedekatan hubungan akan
mengandalkan satu sama lain sebagai bank memori masing-masing, misalnya
istri mengandalkan suami untuk mencari informasi pertandingan
bola. "Saya benar-benar berpikir bahwa internet telah menjadi sebuah
bentuk transactive memory, dan saya ingin mengujinya," kata Sparrow.
Dr.
Sparrow, Wegner, dan peneliti Jenny Liu dari University of
Wisconsin, melakukan empat percobaan daya ingat. Salah satunya adalah
partisipan diminta mengetikkan sebuah pernyataan singkat "an ostrich's
eye is bigger than its brain" di komputer. Setengah partisipan
diminta untuk menyimpan informasi tersebut di sejumlah folder di
komputer, sementara setengah lainnya diberitahu bahwa informasi
tersebut akan dihapus.
Hasil
penelitian menunjukkan, partisipan yang diberitahu bahwa informasi
yang diketiknya akan dihapus lebih mudah mengingat, sebaliknya
partisipan lainnya tidak berusaha mengingat karena beranggapan bahwa
mereka dapat menemukan kembali informasi tersebut. Menurut Sparrow,
partisipan cenderung mengingat lokasi penyimpanan informasi daripada
mengingat informasi itu sendiri. Itu menandakan bahwa manusia bukannya
makin sulit mengingat sesuatu, tapi lebih memilih untuk mengelompokkan
sejumlah besar informasi agar lebih mudah dicari.
"Saya
tidak berpikir bahwa Google membuat kita bodoh, kita hanya mengubah
cara kita mengingat sesuatu," demikian kata Sparrow. "Jika kita bisa
menemukan informasi secara online bahkan saat kita sedang di jalan,
maka kemampuan yang harus kita punya adalah meningat lokasi pencarian
informasi, mirip dengan kemampuan kita untuk mengingat orang yang
tepat yang bisa ditanyai tentang suatu hal tertentu," Sparrow
memaparkan.
[nationalgeographic.co.id]